Selasa, 21 Februari 2017

Teori Pemrosesan Informasi Berbantuan Media


RESUME 3

TEORI PEMROSESAN INFORMASI BERBANTUAN MEDIA

A. PENGERTIAN TEORI PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI

Teori pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori belajar sibernetik. Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan informasi. Dalam teori ini, seperti psikologi kognitif, bagi sibernetik mengkaji proses belajar  penting dari hasil belajar, namun yang lebih penting  dari kajian proses belajar itu sendiri adalah sistem informasi, system informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan proses belajar. (Budiningsih 2005:81)

Sebenarnya teori belajar sibernetik tergolong teori belajar yang relatif baru dan berkaitan erat dengan teori kognitif, terutama yang digagas oleh beberapa tokoh, di antaranya Bruner dengan discovery learningnya, yang beranggapan untuk mewujudkan belajar yang baik, ada beberapa cara seperti;  memiliki kepahaman terhadap konsep, arti, ataupun hubungan, dimana kepahaman ini ditemukan melalui proses intuitif, yang pada akhirnya peserta didik dapat memperoleh pengetahuan baru atau mampu melahirkan sebuah kesimpulan . Kemudian Jhon Dewey dengan berfikir reflektif atau dengan istilah lain pendekatan inkuiri yaitu suatu pendekatan problem solving dalam belajar, di mana tujuan umum penggunaan inkuiri pada siswa adalah untuk menolong siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar keingintahuan mereka . (Wardani 2000: 415)

Teori Sibernetik atau teori pengolah informasi memiliki kajian yang lebih luas dari psikologi kognitif. Anderson mengungkapkan perbedaan antara keduanya, yaitu psikologi kognitif  adalah upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur berpikirnya orang. Sedangkan pengolahan informasi  menitikberatkan usahanya pada pelacakan dan pemberian urutan operasi pikiran dan hasil operasi itu. Dan karena teori ini berdasarkan perkembangan zaman yang erat kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka teori sibernetik ini tidak bercirikan karya hanya dari satu orang tokoh saja. (Gredler , 1988: 200)

Dengan demikian, teori pemrosesan informasi adalah bagian dari teori pengolah informasi, yang dalam pengkajiannya akan banyak ditemukan tokoh-tokoh yang berpengaruh dan memiliki teori yang berkaitan erat dengan proses memperoleh informasi.

B. TEORI PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI ROBERT GAGNE

Robert. M. Gagne sebagaimana yang dikutip oleh Bambang Warsita, dalam bukunya : The Conditioning of Learning mengemukakan bahwa ; Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and wich is not simply ascribable to process of growth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja Dan Gagne menyatakan bahwa  belajar merupakan seperangkat proses yang bersifat internal bagi setiap individu sebagai hasil transformasi rangsangan yang berasal dari peristiwa  eksternal di lingkungan individu yang bersangkutan (kondisi) . 

Penjelasan dari Bambang Warsita, bahwa berdasarkan kondisi internal dan eksternal ini, Gagne menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan pada teori pemrosesan informasi, yaitu sebagai berikut :

1.Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan diproses sebagai informasi.
2.Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam memori jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.
3.Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan (Bambang Warsita , 2008: 69)

C. MODEL PEMROSESAN INFORMASI DARI GAGE DAN BERLINER

• Sensory Receptor (SR)
SR adalah sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, informasi hanya bertahan dalam waktu yang sangat singkat dan mudah tergangu atau berganti.

• Working Memory (WM)
WM diasumsikan mampu menangkap informasi yang mendapat perhatian individu, perhatian dipengaruhi oleh persepsi.Karekateristik WM, memiliki kapasitas terbatas + 7 slots dan hanya bertahan 15 detik jika tidak diadakan pengulangan, dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.

• Long Term Memory (LTM)
LTM diasumsikan: 1) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki oelh individu, 2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, dan 3) bahwa sekali informasi disimpan di dalam LTM, ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Sedangkan lupa adalah proses gagalnya memunculkan kembali informasi yang diperlukan. Tennyson mengemukakan proses penyimpanan informasi merupakan proses mengasimilisasikan pengetahuan baru pada pengetahuan yang telah dimiliki, yang selanjutnya berfungsi sebagai dadar pengetahuan.

Menurut Robert S. Siegler ada tiga karakteristik utama pendekatan pemrosesan informasi, yaitu :

1. Proses Berpikir

Siegler berpendapat bahwa berpikir adalah pemrosesan informasi, dengan penjelasan ketika anak merasakan, kemudian melakukan penyandian, merepresentasikan, dan menyimpan informasi, maka proses inilah yang disebut dengan proses berpikir. Walaupun kecepatan dalam memproses dan menyimpan informasi terbatas pada satu waktu.


2. Mekanisme Pengubah

Siegler berpendapat dalam pemrosesan infromasi fokus utamanya adalah pada peran mekanisme pengubah dalam perkembangan. Ada empat mekanisme yang bekerja  untuk menciptakan perubahan dalam ketrampilan kognitif anak:

a. Encoding (penyandian)

Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori . Seperti halnya teori Gagne yang menyatakan informasi dipilih secara selektif, maka dalam encoding menyandikan informasi yang relevan dengan mengabaikan informasi yang tidak relevan adalah aspek utama dalam problem solving. Namun, anak membutuhkan waktu dan usaha untuk melatih encoding ini, agar dapat menyandi secara otomatis.

Memori adalah rentensi informasi. Retensi informasi ini terus menerus melibatkan encoding, penyimpanan, dan pengambilan kembali informasi pada saat diperlukan untuk waktu tertentu. 

b. Otomatisasi

Otomatisasi adalah kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit atau tanpa usaha [43]. Peristiwa ini terjadi karena pertambahan usia dan pengalaman  individu sehingga otomatis dalam memproses informasi, yaitu cepat dalam mendeteksi kaitan atau hubungan dari peristiwa-peristiwa yang baru dengan peristiwa yang sudah tersimpan pada memori dan akhirnya akan menemukan ide atau pengetahuan baru dari setiap kejadian.

c. Konstruksi Strategi

Konstruksi strategi adalah penemuan prosedur baru untuk memproses informasi. Dalam hal ini Siegler menyatakan bahwa anak perlu menyandikan informasi kunci untuk suatu problem dan mengkoordinasikan informasi tersebut dengan pengetahuan sebelumnya yang relevan untuk memecahkan masalah. 

d. Generalisasi

Untuk melengkapi mekanisme pengubah, maka manfaat dari langkah ketiga yaitu konstruksi strategi akan terlihat pada proses generalisasi, yaitu kemampuan anak dalam mengaplikasikan konstruksi strategi pada permasalahan lain. Pengaplikasian itu melalui proses transfer, yaitu suatu proses pada saat anak mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk mempelajari atau memecahkan problem dalam situasi yang baru.

3. Modifikasi Diri

Modifikasi diri dalam pemrosesan informasi secara mendalam tertuang dalam metakognisi, yang berarti kognisi atau kognisi atau mengetahui tentang mengetahui, yang  di dalamnya terdapat dua hal yaitu pengetahuan kognitif dengan aktivitas kognitif.

Pengetahuan kognitif melibatkan usaha monitoring dan refleksi pada pemikiran seseorang pada saat sekarang, sedangkan aktivitas kognitif terjadi saat murid secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi pemikiran mereka pada saat memecahkan masalah dan memikirkan suatu tujuan.

Berkaitan dengan modifikasi diri Deanna Kuhn mengatakan metakognisi harus lebih difokuskan pada usaha untuk membantu anak menjadi pemikir yang lebih kritis, terutama di sekolah menengah. Baginya keterampilan kognitif, terbagi dua, yaitu mengutamakan kemampuan murid untuk mengenali dunia dan keterampilan untuk mengetahui pengetahuannya sendiri ( Jhon,2011:340).


12 komentar:

  1. Materi Anda bagus , akan lebih bagus lagi jika ditambah dengan variasi gambar , jadi akan lebih tertarik membacanya :)

    BalasHapus
  2. bagaimana cara guru agar siswa dapat menyimpan apa yang dipelajari di long term memory?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengajarkan sesuatu yang baru kepada orang lain diyakini bukan hanya fenomena 'memasukkan & meletakkan' informasi baru di otak seseorang. Terlalu banyak memberikan informasi baru kepada seseorang, disampaikan dengan istilah-istilah baru, apalagi dalam konteks yang baru bagi si penerima ibaratnya seperti meletakkan begitu banyak bola di ‘kamar’ short-term memory hingga bola-bola informasi itu macet (stuck) tidak mampu dipilih, diseleksi, diproses, apalagi diteruskan ke ‘kamar’ long-term memory.

      Mekanisme otak dalam meneruskan sebuah informasi dari short-term memory ke long-term memory adalah dengan memahami informasi tersebut berdasarkan pemahaman sebelumnya, pengalaman sebelumnya, konteks yang pernah dialami dan dipahami sebelumnya, dan berdasarkan informasi-informasi yang telah tersimpan di long-term memory sebelumnya. Memahami informasi dan menyimpannya dalam long-term memory adalah proses mengkoneksikan informasi baru dengan informasi-informasi yang telah dipahaminya sebelumnya, menandainya, memberikan konteks terhadap informasi baru tersebut. 'Bola' informasi baru yang masuk ke ‘kamar’ short-term memory tadi seakan dicari sambungannya dengan 'bola-bola' informasi lainnya yang telah ada di ‘kamar’ long-term memory, kemudian diikat satu sama lain, ditandai, ditarik dari 'kamar' short-term memory dan disimpan ke ‘kamar’ long-term memory.

      Hapus
  3. Media prosesaan informasi seperti apa yg cocok dalam proses pembelajaran kimia, namun dapat membuat siswa tidak merasakan kebosanan atau pun kejenuhan dalam proses belajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut guru harus mampu menemukan methode yang tepat dalam proses pembelajaran serta mengolah situasi tersebut menjadi situasi yang kondusif supaya siswa dapat bermain sambil belajar . langkah-langkah untuk mengadakan pembelajaran tersebut antara lain yaitu sebelum dimulai pembelajaran inti mula-mula diantara metode serta usaha yang kami lakukan adalah sebagai berikut : 1) supaya siswa senang dan tidak mudah jenuh dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru, sebelum dimulai pelajaran terlebih dahulu siswa menyanyi/ bertepuk tangan bersama-sama, seperti menyanyi balonku, bintang kecil, sepohan kayu dan sebagainya, atau ditanya kabarnya terlebih dahulu, misalnya: bagaimana kabarnya pagi ini anak-anak? Siswa dianjurkan menjawab dengan antusias dan semangat,jawaban yang semangat dan antusias misalnya: Alhamdulillah luar biasa Allahu Akbar. kemudian jika telah selesai guru selanjutnya appersepsi yaitu menyampaikan atau menanyakan pelajaran yang telah dipelajari pada hari yang telah lalu kepada siswa supaya siswa dapat mengingat pelajaran yang telah berlalu, kemudian dikaitan dengan materi yang akan dipelajari. 2) setelah selesai appersepsi guru menyampaikan materi yang dipelajari dengan menggunakan berbagai methode diantara methode tersebut antara lain adalah methode ceramah, methode tanya jawab, jigsaw dan lain-lain. Methode tanya jawab yang kami lakukan adalah dengan petanyaan yang ditulis atau dibuat oleh guru atau pertanyaan yang dibuat oleh siswa sendiri. petanyaan yang ditulis atau dibuat oleh guru terdiri dari pertanyaan dengan cara menjodohkan,dan pertanyaan dengan jawaban singkat, Pertanyaan dengan cara menjodohkan ditulis disebelah kanan sedang jawaban di tulis sebelah kiri dengan kode huruf abjad a,b,c,d dan seterusnya. Sedangkan pertanyaan dengan jawaban singkat siswa langsung bisa menjawabnya maju satu persatu di depan papan tulis atau menulis di bukunya masing-masing,sedang siswa yang lain mengoreksi jawaban temannya kemudian guru mengklarifikasi. Sedangkan pertanyaan yang dibuat oleh siswa, sebelum membuat pertanyaan mula-mula guru memerintahkan siswa untuk membaca terlebih dahulu materi kemudian siswa membuat pertanyaan pada sebuah kertas baik secara individu atau kelompok ,setelah selesai membuat pertanyaan, pertanyaan tersebut ditukar dengan temannya siswa yang mendapat pertanyaan kemudian menjawab,jika telah selesai menjawab pertanyaan kemudian dikembalikan kepada siswa yang membuat pertanyaan lalu siswa menilai jawaban teman-temannya tersebut. Setelah selesai Guru mengklarifikasi jawaban siswa. Diantara pertanyaan yang diminati siswa adalah pertanyaan dengan menjodohkan jawaban.

      Hapus
  4. tolong jelaskan pengaruh modifikasi diri pada pemrosesan informasi dalam pembelajaran kimia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Modifikasi diri dalam pemrosesan informasi secara mendalam tertuang dalam metakognisi, yang berarti kognisi atau kognisi atau mengetahui tentang mengetahui, yang di dalamnya terdapat dua hal yaitu pengetahuan kognitif dengan aktivitas kognitif.

      Pengetahuan kognitif melibatkan usaha monitoring dan refleksi pada pemikiran seseorang pada saat sekarang, sedangkan aktivitas kognitif terjadi saat murid secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi pemikiran mereka pada saat memecahkan masalah dan memikirkan suatu tujuan.

      Berkaitan dengan modifikasi diri Deanna Kuhn mengatakan metakognisi harus lebih difokuskan pada usaha untuk membantu anak menjadi pemikir yang lebih kritis, terutama di sekolah menengah. Baginya ketrampilan kognitif terbagi dua, yaitu mengutamakan kemampuan murid untuk mengenali dunia, dan ketrampilan untuk mengetahui pengetahuannya sendiri. (Jhon , 2011: 340)

      Hapus
  5. Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.
    Manusia melakukan pembelajaran aktif dengan memilih informasi masuk yang relevan, mengorganisasikan informasi-informasi itu kedalam refresentasi mental yang koheren, dan memadukan refresentasi mental itu dengan pengetahuan lain.

    BalasHapus
  6. Menurut anda, bagaimana cara kita sebgai guru untuk membantu siswa memproses informasi melalui media yang kita gunakan aga dapat tersimpan pada Long Term Memory (LTM)?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya akan mencoba menjawab pertnyaan saudari Agustiningsih. Yaitu dengan cara mengulang suatu informasi secara terus menerus dengan bantuan media tersebut.Dan juga media yang kita gunakan harus menarik dan memudahkan siswa dalam proses pembelajaran.

      Hapus
  7. Dalam mengartikan penyampaian informasi dengan multimedia perlu dibedakan apa yang disebut dengan media pengantar, desain pesan, serta kemampuan sensorik. Media pengantar mengacu pada sistem yang dipakai untuk menyajikan informasi, misalnya media berbasiskan media cetakan atau media berbasiskan komputer. Desain pesan mengacu pada bentuk yang digunakan untuk menyajikan informasi, misalnya pemakaian animasi atau teks audio. Kemampuan sensorik mengacu pada jalur pemrosesan informasi yang dipakai untuk memproses informasi yang diperoleh, seperti proses penerimaan informasi visual atau auditorial.
    Sebagai contoh, suatu paparan tentang bagaimana sistem sesuatu alat bekerja dapat dipresentasikan melalui teks tertulis dalam buku atau melalui teks di layar komputer (dua media yang berbeda), dalam bentuk rangkaian kata-kata atau kombinasi kata-kata dan gambar (dua desain pesan yang berbeda), atau dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan (dua sensorik yang berbeda). Sebenarnya istilah desain pesan mengacu pada proses manipulasi, atau rencana manipulasi dari sebuah pola tanda yang memungkinkan untuk mengkondisi pemerolehan informasi. Penelitian telah menemukan bukti bahwa desain pesan yang berbeda pada multimedia instruksional mempengaruhi kualitas performansi .

    BalasHapus
  8. Pada teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.
    Menurut teori pemrosesan informasi, pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan dalam memori jangka panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara hirarkis. Tahap pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengetahuan barudimodifikasi. Pemahaman berkenaan dan dipengaruhi oleh interpretasi terhadap stimulus. Faktor stimulus adalah karakteristik dari elemen-elemen desain pesan seperti ukuran, ilustrasi, teks, animasi, narasi, warna, musik, serta video.
    Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif information processing, karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf struktural sistem informasi, yaitu:
    1) Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk ke working memory yang digabungkan dengan informasi di long-term memory.
    2) Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory, dan di sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working memory sangat terbatas kapasitas isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara serempak.
    3) Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik. Kelemahannya adalah betapa sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya.

    BalasHapus