Sabtu, 11 Februari 2017

PRINSIP PRINSIP MULTIMEDIA PEMBELAJARAN


Prinsip-prinsip Desain Multimedia Pembelajaran


Mayer mendefinisikan multimedia sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar (Mayer, 2005). Kata-kata disajikan dalam bentuk tulisan ataupun yang diucapkan, dan gambar bisa disajikan dalam bentuk grafik statis (seperti ilustrasi, grafik, foto, dan peta) atau menggunakan grafik dinamis (seperti animasi dan video). Sedangkan menurut Robin & Linda multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. Menurut Turban dkk multimedia terdiri paling sedikit dua media input ataupun output. Media ini dapat berupa audio, animasi, video, teks, grafik, dan gambar (Pramana, 2010). Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media yang berupa teks, gambar, grafik, animasi, dan video yang dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan.
Dalam pembelajaran, multimedia sangat membantu guru dalam menyampaikan materi. Multimedia terdiri dari tiga level yaitu didasarkan pada alat-alat yang digunakan untuk mengirimkan pesan (media pengirimannya), format-format representasi yang digunakan untuk menyajikan pesan (mode-mode presentasinya seperti gambar, teks dan lain-lain), dan modalitas inderawi yang digunakan pengguna/siswa untuk menerima pesan (pancaindera). Multimedia pembelajaran bukan hanya sekedar perpaduan berbagai media tanpa ada landasan atau pendekatan sebagai dasar pembelajarannya. Berikut akan dibahas pendekatan dan prinsip-prinsip dalam multimedia pembelajaran.
1.    Pendekatan multimedia pembelajaran
a.       Pendekatan berpusat teknologi (technology centered)
b.      Pendekatan berpusat pada siswa (learner centered)

Dalam merancang multimedia pembelajaran, teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan prinsip desain multimedia. Teori pemrosessan informasi, teori hirarki pembelajaran dan teori elaborasi dianggap cocok untuk desain multimedia pembelajaran. Teori-teori ini menyediakan strategi yang dapat membantu desainer mengorganisir pembelajaran dan menunjukkan hubungan timbal balik antar isi materi pembelajaran. Diseko (2005) mengemukakan prinsip-prinsip desain multimedia pembelajaran yaitu sebagai berikut:
  • Konsistensi
  • Kesederhanaan
  • Kendali pada pengguna
  • Umpan balik
  • Keterbatasan memori manusia
  • Familiaritas
  • Desain tampilan
  • Ketersediaan bantuan
  • Fasilitas untuk keluar dari satu segmen atau program (Diseko. 2005)
Selain itu dari perspektif teori-teori kognitif pembelajaran multimedia dan hasil penelitian, Mayer (2005) mengemukakan prinsip multimedia pembelajaran. Prin-sip-prinsip ini dapat dintegrasikan dalam desain isi multimedia dan dapat dicakupi oleh seluruh sembilan langkah pembelajaran Gagne. Multimedia bahwa, pengem-bangan multimedia didasarkan pada asumsi-asumsi pokok sebagai berikut:
  • Informasi visual dan auditory diterima oleh audiens dengan dua cara yang berbeda. Kedua informasi ini diproses melalui saluran pemrosesan informasi yang berbda dan terpisah (Baddeley. 1986).
  • Setiap saluran pemrosesan informasi memiliki keterbatasan kemampuan memproses informasi (Sweller & Chandler, 1994).
  • Pemrosesan informasi dalam saluran ini merupakan suatu proses kognitif yang aktif dan ditujukan untuk membangun representasi mental yang koheren. Pembelajaran yang bermakna terjadi manakala pebelajar memilih, menyusun, dan menghubungkan informasi verbal dan noverbal yang terkait   (Moreno & Mayer, 2000, Paivio, 1986).
Asumsi itu dapat diilustrasikan sebagaimana pada gambar dibawah.
Gambar  Illustrasi teori kognitif multimedia pembelajaran oleh Mayer
Dengan asumsi itu, proses diaktifkan melalui lima langkah;
  1. Pemilihan kata-kata yang relavan untuk diproses dalam memori kerja verbal
  1. Pemilihan kata-kata yang relevan untuk diproses dalam memori kerja visual
  1. Pengorganisasian kata-kata yang dipilih kedalam model mental verbal
  1. Pengorganisasian gambar yang dipilih kedalam model mental visual
  1. Pemaduan/integrasi representasi verbal dan visual serta pengetahuan sebelumnya.
Berdasarkan hal tersebut, Mayer (2001) dan Mayer (2005) menjelaskan prinsip dasar multimedia pembelajaran, yaitu;
  1. Prinsip Multimedia (lebih dari satu media) atau Multimedia Principle. Menurut prinsip ini, orang dapat memahami dengan lebih baik kata-kata dengan gambar daripada hanya kata-kata. Animasi yang ditampilkan dilayar, slide show dan narasi sebaiknya memasukkan teks lisan dan tulisan serta gambar diam atau gambar bergerak. Penelitian Mayer membuktikan bahwa teks saja atau audio saja kurang efektif dibanding dengan teks atau narasi yang dibarengi dengan gambar-gambar visual.
  1. Prinsip Penyatuan Perhatian  atau Split-attention Principle. Menurut prinsip ini orang dapat memahami dengan lebih baik manakala kata-kata dan gambar-gam-bar secara fisik dan secara temporal ditampilkan secara menyatu. Ketika mempre-sentasikan teks dan gambar, teks hendaknya didekatkan atau dilekatkan dalam gam-bar dan ditampilkan secara bersamaan. Mendekatkan teks dengan gambar dianggap cukup tapi menempatkan teks di dalam gambar dianggap lebih efektif. Sama halnya dengan teks dan gambar, jika animasi dan narasi digunakan secara bersamaan, ma-ka penyajiannya harus saling memperkuat pesan yang disampaikan.
  1. Prinsip Modalitas atau Modality Principle. Menurut prinsip ini, orang lebih dapat memahami sesuatu dari perpaduan gambar/grafis dan narasi daripada gambar/ grafis dan teks di layar. Kata-kata dalam presentasi multimedia yang disertai gam-bar hendaknya dibuat dengan menggunakan suara atau kata-kata lisan, dan bukan kata tertulis yang menyertai gambar.
  1. Prinsip Redundancy. Menurut prinsip ini, orang dapat memahami dengan lebih baik jika informasi yang sama tidak disampaikan lebih dari satu format. Multimedia  yang  menyajikan  kata-kata  dan gambar hendaknya menyajikan kata-kata itu dalam salah satu format  lisan atau tulisan.
  1. Prinsip Segementasi, Pra-pembelajaran dan Modalitas. Menurut prinsip ini orang akan lebih dapat belajar manakala pesan-pesan multimedia dipresentasikan dalam segment-segment pembelajaran dibandingkan dengan belajar dalam suatu unit lengkap yang panjang. Pembelajaran sebaiknya dibagi-bagi ke dalam konsep-konsep utama dengan mengemukakan secara jelas nama dan karakteristik dari konsep tersebut. Dan pesan multimedia dengan kata-kata lisan lebih efektif dibandingkan dengan kata-kata tertulis.
  1. Prinsip Coherensi, Sinyal, spatial contiguity, temporal contiguity dan redun-dancy. Menurut prinsip ini, orang lebih dapat belajar; (a) manakala bahan atau ma-teri tambahan (yang berlebihan) baik berbentuk kata, gambar dan suara tidak dima-sukkan, (b) manakala terdapat akses untuk mendapatkan bantuan atas materi yang sulit, (c) manakalah kata dan gambar yang saling memperkuat makna ditampilkan berdekatan, dan (d) manakala gambar dan narasi dipadukan tanpa teks.
  1. Prinsip Personalisasi, Suara dan Gambar.  Menurut prinsip ini orang lebih dapat memahami manalaka: (1) narasi dalam presentasi multimedia dibawakan da-lam gaya percakapan daripada gaya formal,  (2) kata-kata yang ucapkan dalam ak-sen manusia  daripada akses robotik atau aksen orang asing, (3) tetapi gambar nara-tor atau pembicara tidak begitu membedakan kemudahan dalam belajar.

9 komentar:

  1. apakah prinsip-prinsip yang sering diabaikan dalam membuat media pembelajaran oleh guru?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Prinsip-prinsip pemilihan media merupakan hal apa yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sebagai dasar pertimbangan dalam menggunakan media pembelajaran. dalam menggunakan media pembelajaran hendaknya seorang guru harus dapat memilih media mana yang sesuai dengan materi yang diajarkan, artinya media pembelajaran haruslah fungsional sesuai dengan materi pembelajaran. pemilihan media tidak dilihat dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan perencanaannya dalam membantu memperlancar proses pembelajaran.
      Surdiman mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pembelajaran sebagai berikut:
      a. Tujuan Pemilihan
      Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah untuk sekadar hiburan saja mengisi waktu kosong? Tujuan pemilihan media ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
      b. Karakteristik Media Pembelajaran
      Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu, memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.
      c. Alternatif Pilihan
      Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.[7]

      Hapus
  2. Berikan 1 contoh pada Pendekatan berpusat teknologi (technology centered) dan Pendekatan berpusat pada siswa (learner centered) ?

    BalasHapus
  3. diantara prinsip-prinsip yang anda jelaskan prinsip manakah yang paling banyak diterapkan dalam membuat media pembelajaran khususnya pembelajaran kimia.

    BalasHapus
  4. Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Hal ini perlu ditekankan sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut kepentingan guru. Contohnya, oleh karena guru kurang menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, maka guru persiapkan media OHT, dan oleh sebab OHT digunakan untuk kepentingan guru, maka transparansi tidak didesain dengan menggunakan prinsip-prinsip media pembelajaran, melainkan seluruh pesan yang ingin disampaikan dituliskan pada transparan hingga menyerupai Koran (Arisandi, 2011).

    BalasHapus
  5. Penggunaan alat pemusat perhatian dalam media pembelajaran dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik untuk fokus terhadap materi pelajaran. Hal ini membantu konsentrasi peserta didik dalam memahami isi pelajaran sehingga penguasaan mereka menjadi lebih baik.
    Informasi atau keterampilan baru jarang sekali dapat dikuasai secara maksimal hanya dengan satu kali proses belajar. Agar penguasaan terhadap informasi atau keterampilan baru tersebut dapat lebih optimal, maka perlu dilakukan bebrapa kali pengulangan. Prinsip pengulangan ini harus diperhatikan dalam mengembangkan media pembelajaran.
    Proses belajar mengajar akan lebih berhasil manakala terjadi interaksi dua arah antara pengajar dan peserta didik. Partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. Oleh karena itu media pembelajaran yang digunakan hendaknya mampu menimbulkan keterlibatan peserta didik secara aktif (interaktif) dalam proses belajar

    BalasHapus
  6. Bisakah anda jelaskan maksud dari prinsip umban balik yang dikemukakan oleh Diseko (2005)?

    BalasHapus
  7. Saya ingin menambahkan materi Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu menurut Dr. Nana Sudjana (1991: 104) adalah:
    1. Menentukan jenis media dengan tepat; artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
    2. Menetapkan dan memperhitungkan subjek dengan tepat; artinya, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik.
    3. Menyajikan media dengan tepat; artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu dan sarana yang ada.

    BalasHapus
  8. assalamu'alaikum wr.wb saya ingin menambahkan materi sedikit tentang postingan blog anda diatas.
    1). Prinsip koherensi atau keterpaduan (coherence)
    Prinsip ini menyatakan bahwa orang belajar lebih baik jika materi yang tidak perlu (tidak ada hubungannya) tidak diikutkan. Bahkan menambahkan gambar dan kata yang menarik tetapi tidak relevan justru menimbulkan efek negatif terhadap pemahaman atas apa yang dijelaskan dalam pelajaran.
    2). Prinsip sinyalisasi (signaling)
    Prinsip ini menyebutkan bahwa orang belajar lebih baik jika lambang/tanda yang menyorot susunan materi esensial ditambahkan. Sinyalisasi mengurangi proses berlebihan (extraneous) dengan mengarahkan perhatian siswa kepada elemen-elemen kunci dalam pelajaran serta memandu menghubungkan antara elemen-elemen kunci tersebut.
    3). Prinsip redundansi (redundancy)
    Prinsip ini menyatakan bahwa orang belajar lebih baik dari gambar dan narasi ketimbang dari gambar, narasi, serta teks tercetak. Orang memiliki daya transfer problem-solving yang kurang baik ketika mereka belajar dengan animasi, narasi, dan teks dibandingkan jika mereka belajar dengan animasi dan narasi saja. Alasannya adalah teks pada layar yang isinya sama dengan narasi cenderung mengurangi daya pemahaman siswa.
    4). Prinsip kedekatan spasial (spatial contiguity)
    Prinsip ini menyatakan bahwa orang dapat belajar lebih baik ketika kata-kata dan gambar yang berhubungan disajikan berdekatan ketimbang berjauhan satu sama lain. Jika kata dan gambar yang berhubungan disajikan berdekatan, siswa tidak perlu menggunakan daya kognitifnya untuk mencari fokus pelajaran secara visual pada layar. Dengan demikian, sangat mungkin bagi siswa untuk dapat merangkai keduanya dalam memorinya pada satu waktu yang sama.
    5). Prinsip kedekatan temporal (temporal contiguity)
    Prinsip ini menyatakan bahwa orang belajar lebih baik ketika kata dan gambar yang berkaitan disajikan secara bersamaan ketimbang disajikan berturut-turut. Ketika bagian yang berhubungan dari narasi dan animasi disajikan pada waktu yang sama, siswa sangat mungkin untuk membangun representasi mental keduanya di memori dalam waktu yang sama. Dengan demikian siswa sangat mungkin untuk mendapatkan hubungan mental antara representasi verbal dan visual.

    BalasHapus